MAKALAH SINTESIS ANORGANIK
SINTESIS SENYAWA SENSITIF TERHADAP OKSIGEN
“
Sodium Amide (NaNH2)”
Makalahini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sintesis Anorganik
Diampu
oleh Pardoyo, M.Si.
Kelompok 2 :
Rusdiana
Kartikasari 24030113120004
Bayu
Rusdianto 24030113120005
Anantyo
Okke H. 24030113120006
Mayang
Kusuma 24030113120007
Eka
Marinah 24030113120008
Fatikha
Aulia Said 24030113120009
Wuri
Cahyani 24030113120010
Siti
Nurhasanah 24030113120011
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2015
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah diskusi
kelompok mata kuliah Sintesa Anorganik dengan judul Sintesis Senyawa Sensitif terhadap Oksigen“ Sodium Amide (NaNH2).Penulis
juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah
Kimia Air ini.Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas diskusi
pada mata kuliah Sintesa Anorganik.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.Penyusun menyadari dalam
penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan baik dalam segi materi, cara
penyajian dan teknik penulisan. Penyusun mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca demi penyempurnaan makalah selanjutnya.
Semarang, 30November
2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii
BAB 1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Sodium Amida ...................................................................................... 3
2.2
Metode dan Prosedur Sintesis Sodium Amida ........................................................ 3
2.3 Gambar Rangkaian Alat ......................................................................................... 4
BAB 3.
PEMBAHASAN
3.1 Mekanisme Reaksi Pembuatan Sodium Amida ....................................................... 6
3.2 Karakterisasi Sodium Amida .................................................................................. 7
3.3 Manfaat Sodium Amida ......................................................................................... 10
BAB 4.
KESIMPULAN....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Natrium amida
(NaNH2) diperoleh dengan mereaksikan amonia dengan natrium logam
yang dapat digunakan dalam produksi
hidrazin, dan pewarna indigo. Natrium merupakan logam reaktif yang lunak,
keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali
yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite).
Logam natrium mempunyai kereaktifan sangat tinggi , apinya berwarna kuning, beroksidasi
dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air sehingga harus
disimpan dalam minyak.
Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur
murni.Seperti logam alkali lainnya, natrium adalah unsur reaktif yang lunak,
ringan, dan putih keperakan, yang tak pernah berwujud sebagai unsur murni di
alam.Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen
dan ionhidroksida.
Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara spontan.
Namun, biasanya ia tidak meledak di udara bersuhu
di bawah 388 K.
Natrium juga bila dalam keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan membentuk
basa kuat yaitu NaOH. Sementara ammonia merupakan gas yang tidak berwarna namun
berbau sangat menyengat, sangat mudah larut dalam air, dalam keadaan standar, 1
liter air mampu melarutkan 1180 liter amonia.
Amonia mudah mencair, amonia cair membeku pada suhu (-)78 derajat
celsius dan mendidih pada suhu 33 derajat Celsius, bersifat korosif pada
tembaga dan timah.
Reaksi antara
logam natrium dan gas ammonia tersebut akan dihasilkan Natrium Amida yang
digunakan sebagai bahan dasar dalam sintesis organik karena memiliki sifat
kebasaan yang kuat. Sodium amida
atau Natrium amida, biasa
disebut sodamide, adalah senyawa
kimia dengan rumus NaNH2. Senyawa ini berfase padat, berbahaya
dan reaktif terhadap air, berwarna putih
ketika sampel murni, tapi komersial biasanya berwarna abu-abu karena adanya
jumlah kecil logam besi dari proses manufaktur. Kotoran seperti ini biasanya
tidak mempengaruhi utilitas reage, dapat berperan sebagai kunduktansi sehingga
NaNH2 telah banyak digunakan sebagai dasar yang kuat dalam sintesis
organik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
itu Sodium Amide?
2. Bagaimana
metode dan prosedur sintesis Sodium Amide?
3. Bagaimana
gambar rangkaian alat atau desain sintesis Sodium Amide?
4. Bagaimana
ekanisme reaksi sintesis Sodium Amide?
5. Bagaimana
karakterisasi produk hasil sintesisnya?
6. Apa
manfaat dari Sodium Amide?
1.3
Tujuan
1
Mampu mengetahui metode atau prosedur sintesis sodium
amide
2
Mampu
mengetahui mekanisme eaksi pada proses pembuatan sodium amida
3
Mampu
mengkarakterisasi sodium amida dari produk yang diperoleh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1
Pengertian
Sodium Amide
Sodium amida atau Natrium amida, biasa disebut sodamide, adalah senyawa kimia dengan
rumus NaNH2 yang merupakan hasil reaksi antara logam natrium dan gas
amonia. Senyawa ini berfase padat, berbahaya dan reaktif terhadap air, berwarna putih ketika
sampel murni, tapi komersial biasanya berwarna abu-abu karena adanya jumlah
kecil logam besi dari proses manufaktur karena menggunakan besi (III) sebagai
katalisnya. Sodium Amide dapat menghantarkan listrik, konduktansinya mirip
dengan NaOH dan telah banyak digunakan sebagai dasar yang kuat dalam sintesis
organik.
2 Na + 2 NH3 2 NaNH2 + H2
Struktur Senyawa :
2.2
Metode dan
Prosedur Sintesis Sodium Amide
Sintesis
Sodium Amide dapat dilakukan dengan mereaksikan antara gas amonia dengan logam natrium.
Dalam reaksi sintesisnya menggunakan beberapa senyawa kimia tambahan seperti
aseton, isopropyl alcohol, kalium hidroksida (KOH), ammonium klorida (NH4Cl)
. Amonia merupakan senyawa yang bersifat toksik , apabila dihirup manusia dapat
menyebabkan kerusakan kulit dan mata serta membahayakan kehidupan air. Kalium
hidroksida bersifat kaustik yakni bersifat merusak kulit dan menimbulkan
iritasi. Melalui proses lebih lanjut dan dengan pencampuran bahan kimia lain
maka bahan ini akan menjadi lebih aman. Sintesis ini menggunakan metode :
a. Metode
Destilasi
Merupakan
metode untuk memisahkan larutan ke dalam masing-masing komponennya yang
didasarkan atas perbedaan titik didih komponen zatnya. Destilasi dapat
digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda
sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi.
b. Metode
Perlakuan dingin
Reaksi
sintesis sodium amida menggunakan metode ini karena dilakukan pada temperature
rendah atau tanpa pemanasan.
2.3 Gambar Rangkaian Alat
Gambar
rangkaian alat proses pembuatan
sodium amida adalah sebagai berikut ini:
Prosedur Sintesis :
a. Persiapan
rangkaian alat yang akan digunakan meliputi corong pemisah, gelas beker , pipa
, tabung tes
b. Pada
bagian ujung bawah pipa adalah pipet kaca dan gelas beker yang akan menampung
amonia yang terbentuk
c. Gelas
beker digunakan sebagai pendingin dan diisi dengan aseton
d. Tambahkan
es kering pada aseton. Es kering dan aseton ini dapat bereaksi hingga mencapat
temperature -820C.
e. Tambahkan
ammonium klorida (NH4Cl) dan air (H2O) untuk menghasilkan
larutan jenuh yang akan menetes ke 100 gram KOH
f. Kalium
hidroksida akan bereaksi dengan ammonium klorida dan air membentuk amonia dan
kalium klorida serta air. Reaksinya :
2 NH4Cl + 2 KOH 2 NH3 + 2 H2O
g.
Tabung tes dikaitkan pada beker gelas yang
berisi pendingin maka akan terbentuk amonia pada tabung tersebut
h.
Dengan menggunakan kertas pH basah dilakukan
pengujian amonia dan diperoleh warna biru yang menunjukkan larutan bersifat
basa bahwa larutan tersebut adalah ammonia
i.
Saat reaksi pembentukannya , kecepatan tetesan
harus selalu dikontrol melalui pemutar pada corong pemisah agar tekanan gas
tetap konstan
j.
Tetap dilakukan penambahan es kering pada beker
gelas campuran pendingin untuk menstabilkan suhu amonia karena titik didihnya
sangat rendah yakni -330C
k.
Selama proses berlangsung , amonia akan
tertampung dalam tabung test
l.
Beberapa potongan kecil logam natrium disiapkan
m.
Pengambilan larutan amonia yang diperoleh dari
campuran pendingin, kemudian logam natrium dimasukkan ke dalam tabung yang
berisi amonia tersebut
n.
Ketika logam natrium larut dalam amonia sedikit
demi-sedikit maka disitulan senyawa sodium amide terbentuk.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Mekanisme Reaksi Pembuatan Sodium Amida
Natrium amida dapat dibuat dengan reaksi
natrium dengan gas amonia, tetapi biasanya disiapkan oleh reaksi di amonia cair
menggunakan besi ( III ) nitrat sebagai katalis . Reaksi tercepat pada titik
didih amonia -33 ° C. Sebuah electride , [ Na ( NH3 ) 6 ] + , dibentuk sebagai perantara .
2 Na + 2 NH3 → 2
H2 + NaNH2
Pfleger's synthesis of indigo
dye
Reaksi Dehidrogenasi
Reaksi Siklisasi
Natrium
amida bereaksi hebat dengan air untuk menghasilkan amonia dan natrium
hidroksida dan akan terbakar di udara untuk memberikan oksida natrium dan
nitrogen
NaNH2
+ H2O → NH3 + NaOH
2 NaNH2
+ 4 O2 → Na2O + 2 NO2 + 2 H2O
3.2 Karakterisasi
Sodium Amida
Karakterisasi sodium amida dapat dilakukan dengan berbagai metode yaitu :
a.
INS
Spektra diukur menggunakan inverse geometry kristal-analyzer
time of flight (ToF) spektrometer, TOSCA, pada ISIS digetarkan Sumber spalasi neutron. Sampelna-SG ditempatkan dalam kaleng stainless steel. Kami pertama kali mengumpulkan spektrum latar belakang setelah pendingin di bawah 20K. Dalam amoniasi in situ dilakukan di bawah kondisi berikut:
Spektra diukur menggunakan inverse geometry kristal-analyzer
time of flight (ToF) spektrometer, TOSCA, pada ISIS digetarkan Sumber spalasi neutron. Sampelna-SG ditempatkan dalam kaleng stainless steel. Kami pertama kali mengumpulkan spektrum latar belakang setelah pendingin di bawah 20K. Dalam amoniasi in situ dilakukan di bawah kondisi berikut:
73K dan 8 bar hidrogen selama 20 jam. Spektrum yang dihasilkan dikumpulkan selama rentang 0 – 1000 MeV (0-8000 cm-1), juga di bawah 20K, dan dibandingkan dengan bulk NaNH2. Selama proses amoniasi kami menghentikan amonia dan mengosongkan lingkungan sampel selama 5 – 10 menit. untuk menghilangkan produk sampingan hidrogen, mengulangi ini setiap 2 – 4 jam.
b.
TEM
Sampel digiling dan dimuat di dalam keadaan kering, nitrogen-flushed glove-bag. Bubuk tanah ditaburi pada 5 nm karbon dilapisi
jaringan tembaga, kemudian ditempatkan jaringan lain di atas untuk mencegah hilangnya daya dari mengevakuasi jaringan yang dipindahkan kemikroskopdi bawah nitrogen. Foto yang diambil dikurangi
dalam resolusi karena adanya slide di atas sampel.
jaringan tembaga, kemudian ditempatkan jaringan lain di atas untuk mencegah hilangnya daya dari mengevakuasi jaringan yang dipindahkan kemikroskopdi bawah nitrogen. Foto yang diambil dikurangi
dalam resolusi karena adanya slide di atas sampel.
c. SSNMR
Spektrum 23Na NMR diuku rmenggunakan VARIANV NMR S400
spektrometer, menggunakan eksitasi langsung (DE) dan 0,1 Maq. Referensi NaCl. Semua sampel dimuat ke pemintal bawah atmosfer inert,
dan berputar pada frekuensi 7 kHz.
spektrometer, menggunakan eksitasi langsung (DE) dan 0,1 Maq. Referensi NaCl. Semua sampel dimuat ke pemintal bawah atmosfer inert,
dan berputar pada frekuensi 7 kHz.
d. Serbuk Difraksi
Neutron
Spektrum diukur menggunakan difraktometer long-wavelength,
WISH di ISIS spalasi berdenyut sumber neutron. sampel
ditempatkan di 8 mm kaleng vanadium dan spektra resolusi tinggi yang
dikumpulkan 0,7 - 17Å. WISH menggunakan detektor 3 Hepixelated meliputi sudut hamburan dari 10⁰ sampai 170⁰
WISH di ISIS spalasi berdenyut sumber neutron. sampel
ditempatkan di 8 mm kaleng vanadium dan spektra resolusi tinggi yang
dikumpulkan 0,7 - 17Å. WISH menggunakan detektor 3 Hepixelated meliputi sudut hamburan dari 10⁰ sampai 170⁰
Hasil spectra TOSCA
Inelastis Hamburan Neutron Data NaNH2 dikemas dalam gel silika (hitam) dan bulk NaNH2 (merah). Data ditangkap menggunakan TOSCA, ISIS. Hasil foto NaNH2-SG
yang dengan jelas menunjukkan warna orange
Hasil spektra NMR
23Nasolid-state NMR data pada Na-SG (28 wt%) (hitam), NaNH2-SG (merah), bulk NaNH2 (biru). Semua sampel berputar di 7kHz.
Hasil gambar TEM
3.3 Manfaat
Sodium Amida
Adapun manfaat dari natrium amida antara
lain:
a.
Dipakai sebagai Alloy dengan logam lain
c.
Untuk membuat permukaan logam menjadi
lebih halus
d.
Untuk memurnikan cairan logam
e.
Dipakai pada lampu natrium
f.
Sebagai
transfer panas yang ada direaktor nuklir atau mesin pembakaran.
g.
Dipakai sebagai sintesis reaktan untuk reaksi
kimia organik.
BAB IV
KESIMPULAN
Dengan ini penulis dapat disimpulkan
bahwa:
1. Sodium amida atau Natrium amida, biasa disebut sodamide, adalah senyawa kimia dengan
rumus NaNH2 yang merupakan hasil reaksi antara logam natrium dan gas
amonia.
2. Sintesis
Sodium Amide dapat dilakukan dengan mereaksikan antara gas amonia dengan logam
natrium.
3. Dalam
reaksi sintesisnya menggunakan beberapa senyawa kimia tambahan seperti aseton,
isopropyl alcohol, kalium hidroksida (KOH), ammonium klorida (NH4Cl).
4. Natrium amida dapat dibuat dengan reaksi
natrium dengan gas amonia , tetapi biasanya disiapkan oleh reaksi di amonia
cair menggunakan besi ( III ) nitrat sebagai katalis . karakterisasi sodium
amida dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya yaitu : INS, TEM, SS
NMR dan serbuk difraksi neutron.
DAFTAR PUSTAKA
, ; , J.
Alloys Compd. 1997, 254, 1– 9[CAS]
, ; , Potential Roles of Ammonia
in a Hydrogen Economy; U.S.Department
of Energy: Washington, DC, 2006; pp 1– 23.
H. Jacobs, D. Schmidt, High Pressure
Ammonolysis in Solid-state Chemistry,
North-Holland, 1982, p. 583. http://dx.doi.org/10.1149/1.2129974.. [5] H. J. Bestmann, O. Vostrowsky, in: Wittig
Chemistry, Vol. 109 of
M.F. Lappert, P.P. Power, A.R. Sanger, R.C.
Srivastava, Metal and MetalloidAmides, first ed., JOHN WILEY & SONS
LIMITED, Baffins Lane, Chichester, West Sussex, England, 1980.
H. J. Bestmann, O. Vostrowsky, in: Wittig
Chemistry, Vol. 109 of Topics inCurrent Chemistry, Springer Berlin Heidelberg,
1983, pp. 85–163. http://dx.doi.org/10.1007/BFb0018057. URL: http://dx.doi.org/10.1007/BFb0018057.